“BERJALAN DALAM KASIH” – EFESUS 5 : 1-7

BINCANG BESTARI EPISODE 09 OLEH PDM. KRISNA WAHYU SURYA

Efesus dibagi menjadi 2 bagian besar. Pasal 1-3 merupakan bagian pengajaran atau doktrinal, berkaitan dengan berkat Ilahi yang kita terima. Pasal 4-6 bersifat praktikal, mengajarkan kita untuk menghidupi apa saja yang diajarkan dalam bagian yang pertama. Pada pasal yang ke-5 ayat 1-7, kita akan belajar bagaimana seharusnya kita menghidupi panggilan pelayanan kita dan berjalan di dalam kasih bersama dengan Tuhan.

Efesus 5:1-7 berkata demikian: 1Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih 2dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. 3Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. 4Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono — karena hal-hal ini tidak pantas — tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. 5Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.6Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.7Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka”.

Mengapa berjalan dalam kasih begitu penting? Dalam ayat yang pertama, Paulus ingin agar kita menjadi penurut-penurut Allah. Penurut bisa diartikan sebagai  follower(pengikut)atau initater(peniru). Allah yang adalah kasih, sehingga kita sebagai penurutNya juga harus mengikuti dan meniru kasihNya.

Bagian pertama dari ayat 1 dan 2, kita belajar bahwa berjalan dalam kasih dimulai dengan cara meneladani Tuhan Yesus. Sebagaimana Tuhan Yesus yang telah mengasihi dan menyerahkan diriNya untuk kita, maka mari kita akan terus memberi diri untuk berkorban, mengasihi serta mempersembahkan seluruh kehidupan kita sama seperti yang dilakukan Tuhan Yesus. Di dalam Yohanes 13 : 34-35 ditegaskan demikian: 34Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. 35Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, maka ini saatnya kita untuk mengasihiNya dan mengasihi dunia, untuk menyatakan diriNya di dalam kita, anak-anakNya.

Di bagian yang kedua kita akan belajar lebih dalam lagi berkenaan dengan berjalan dalam kasih yang murni. Seperti apakah wujud kasih yang murni yang diharapkan oleh Paulus agar kita lakukan? Dalam ayat yang ke-3 hingga yang ke-7, disebutkan bahwa kita perlu mengasihi dengan kasih yang bebas dari segala macam isyarat dan amoral. Perbuatan-perbuatan buruk yang disebutkan pada ayat yang 3-7 sudah tidak pantas lagi kita lakukan karena kita sudah percaya dan mengaku percaya pada Tuhan Yesus. Karena kita sudah memberi hidup baru dan menjadi penurut-penurut Allah yang lebih baik lagi.

Ditegaskan kembali pada ayat yang ke-5 bahwa orang-orang bercela tidak ada yang mendapat bagian dalam Kerajaan Surga. Baik orang Kristen maupun tidak, jika mereka hidup dengan cara-cara tersebut, maka mereka tidak akan mendapatkan keselamatan yang daripada Allah, karena mereka sendiri yang tidak membiarkan Allah hadir dan hidup di dalam hati dan tubuh mereka dan jangan sampai kita menerima atau mendatangkan murka Allah seperti yang dikatakan dalam ayat yang ke-6.

Pdm. Krisna menggunakan sebuah analogi berupa mata kita dan penglihatannya. Mata dan penglihatan kita akan bekerja dengan luar biasa ketika terang ada di sekitar kita. Namun, ketika lampu tiba-tiba padam, kinerja mata kita akan sama-sama padam juga dan menyebabkan kita tidak bisa melihat apapun yang ada di sekitar kita. Selang waktu berjalan, mata kita akan semakin beradaptasi dengan kegelapan, hingga pada akhirnya mata kita akan menjadi lebih sensitif dengan apa yang ada di sekitar kita; walaupun tidak ada terang. Sama halnya dengan mata, pergaulan yang ada di antara kegelapan, harus kita waspadai karena sekali kita sudah masuk ke dalamnya dan bertoleransi dengan mereka, maka akan susah untuk kita bisa keluar dari sana.

Perkembangan teknologi juga bisa menjadi umpan besar untuk kita bisa terjun ke dalam pergaulan yang salah. Justru mari kita gunakan perkembangan teknologi digital yang ada sebagai wadah kita untuk menjadi berbeda dengan dunia ini, menjadi terang di lingkungan dunia maya kita, bahkan untuk terus memberitakan kabar baik kepada lebih banyak orang.

Paulus mengajarkan kepada jemaat di Efesus dan kepada kita untuk mengambil langkah-langkah kehidupan yang pantas dan yang berkenan kepada Allah. Sama halnya dengan ketika kita memegang remote televisi dan memilih satu channel untuk kita lihat, yang berarti selama beberapa waktu ke depan kita membiarkan diri kita untuk dipengaruhi oleh channel tersebut, begitu pula ketika kita menyerahkan diri kepada Tuhan, maka mari kita biarkan Tuhan dengan segala FirmanNya dan kasihNya untuk mempengaruhi kehidupan kita.

Maka dari itu, untuk berjalan dalam kasih mari kita senantiasa meminta bimbingan dari Tuhan Yesus agar di dalam setiap langkah hidup kita, kita bisa meneladani Tuhan Yesus dengan kasih yang murni. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin!

https://www.youtube.com/watch?v=51qXfhF2O6E